Pacaran / Menikah dengan Orang Asing


Indonesia, 12 Agustus 2011

Sebelumnya saya agak ragu untuk membuat posting ini karena jujur saja, pengalaman saya masih sangat minim sekali dan itu pun cuma sampai batas pacaran saja alias tidak sampai pada tahap menikah. Namun, pada akhirnya saya membuat juga postingan ini karena sudah 2 (dua) kali saya dimintai pendapat dari sahabat baik saya Nella dan Lia yang mengarah sampai pada tahap tersebut. Lho kok ??? Iya, kalo dipikir-pikir saya saja masih bingung, kok bisa saya yang dimintai pendapat haha, tapi ya sudahlah senyumnya saatnya membagi sesuatu.

Jika saya ditanya mengapa mau memilih pacaran atau bahkan ada niat menikah dengan WNA, maka jawaban saya adalah karena bagi saya WNI atau WNA sama saja, unik, namun ada sedikit kelebihan karena secara kultur, tradisi, pola pikir dll dsb sudah terlahir dengan banyak sekali perbedaan, bagi saya itu sangat MENARIK dan saya tertantang untuk menjalaninya meski saya tahu itu tidak mudah.

Perbedaan yang membutuhkan pengorbanan antara kedua pihak yang saya alami pada saat pacaran antara lain :

  • perbedaan waktu, ini sangat terasa sekali, ingat Indonesia GMT+7
  • biaya telpon membengkak karena Roaming International
  • saat kangen melanda, kadang komunikasi di udara tidak cukup jadi kita harus ketemuan jadi ada beberapa hal lagi yang membutuhkan dana seperti : VISA, TIKET PENERBANGAN PP, HOTEL, KEBUTUHAN SEHARI-HARI selama ketemuan yang sudah pasti masuk kategori holiday
  • kepercayaan dll dsb karena begitu besarnya perbedaan-perbedaan yang ada

Nah,,, jika pada akhirnya kita sudah mantap akan pilihan itu dan ingin melanjutkan ke tahap yang lebih serius tentu akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang seharusnya sudah harus dibicarakan sebelumnya seperti :

– Akan tinggal di negara mana setelah menikah?
Selama masa pacaran, kita hanya tahu bahwa negara asing terlihat selalu lebih bagus, maklum, kita hanya bagai turis yang sedang jalan-jalan, semua terasa dan terlihat enak dan indah, tapi kita tidak tahu rasanya hidup dan tinggal di sana untuk waktu yang panjang, apalagi bila sudah bekerja untuk bertahan hidup. Apakah kita menguasai bahasa setempat? Apakah siap bekerja kasar? contoh dari sebuah sumber :
Saya punya seorang teman perempuan yang menikah dengan pelajar dari Korea, sudah 2 thn hingga kini. Dia merupakan seorang gadis dari keluarga yang kaya raya di Indonesia, namun saat ini dia bekerja sebagai pelayan di sebuah coffee shop di Korea. Hal ini tidaklah haram untuk dijalani, tetapi kita harus siap menghadapi semua kemungkinan, jangan hanya menjalani manisnya pacaran.
– Mau bekerja apa pasangan asing di negara asing?
Ketahuilah, orang asing yang ikut suami/istri sebagai sponsor surat ijin tinggalnya, tidaklah boleh bekerja formal. Tidak boleh bekerja pada perusahaan besar. Jangan kira calon istri seorang WNA akan sangat mudah menemukan pekerjaan pada perusahaan dimana pasangan kita, Mr. WNA tinggal dan seandainya diterima bekerja pun belum tentu mendapatkan gaji besar (relatif juga sih karena ada juga yang bisa mendapatkan gaji besar). Kuncinya cuma satu : STANDAR YANG PERUSAHAAN MINTA ADA PADA DIRI KITA ATAU TIDAK ?  Jika kita tidak mau jadi ibu rumah tangga saja maka harus mempersiapkan kemampuan yang ada mulai dari sekarang.
– Bagaimana dengan rumah? apakah keberatan tinggal dengan orangtua?

Sesama orang Indonesia saja, istri dengan mertua biasanya tidak cocok, apalagi orang asing. tetapi bisa juga karena orang asing dan tidak bisa saling berkomunikasi, maka tidak ada masalah bila tinggal bersama 

– Mau punya anak atau tidak?
Kita sebagai orang indo, masih mengharapkan adanya keturunan, sedangkan kadang ada WNA, sudah mulai tidak menyukai anak dalam gaya hidup mereka. Hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari.

Jika pada akhirnya keputusan sudah dibuat dan kita akan menikah dengan pasangan kita WNA tersebut maka wajar saja jika ada beberapa pertanyaan seperti berikut :

– Menikah dengan WNA enak tidak?
yah sama aja dengan menikah dengan orang sendiri, cuma serunya yah karena adanya perbedaan-perbedaaan yang lebih dan lebih lagi. 😉
– Mahal tidak jika menikah dengan WNA?
Mahal atau tidak relative. Bagi orang kaya ya tidak mahal. Pesta pernikahan sendiri bisa mahal bisa murah, itu semua tergantung keperluan masing-masing. Pernah denger kan orang menikah hingga bermilyar-milyar, ada juga orang menikah hanya menghabiskan biaya 20juta untuk pesta.
– Menikahnya 2x yah?
Sebagai orang Batak yang menjunjung adat – hehe bukan nyombong nih – saya mencontohkan: pesta yang dilakukan harus 2 (dua) kali yaitu secara resepsi biasa dan resepsi adat. Untuk WNA mungkin dikenal istilah : NIKAH CATATAN SIPIL dan NIKAH GEREJA (untuk Kristen)
– Bagaimana masalah biaya ?
Jika bicara soal biaya, itu terserah kedua belah pihak keluarga, ada yang bersedia membagi dua seluruh keperluan biaya pernikahan (seluruh hadiah/angpaow) tentunya akan dibagi dua juga, atau masing-masing pihak menanggung pesta di tempatnya masing-masing, semua diserahkan pada perundingan anda berdua.
Biaya – biaya agak lumayan yang terjadi saat kita menjalani hubungan dengan WNA :
– tiket PP dan semua biaya akomodasi pada saat pacaran/melamar
– tiket PP dan semua biaya akomodasi pada saat pihak keluarga berkunjung
– tiket PP dan semua biaya akomodasi pada saat pihak keluarga datang menghadiri pesta (pihak keluarga Indonesia pergi ke negara tujuan. pihak keluarga asing datang ke Indonesia pada saat pesta)
– jalan-jalan pada saat ada keluarga asing datang berkunjung (medan, bali, jogja, raja ampat dll)
– hotel/akomodasi selama pihak keluarga ada di luar negeri
– oleh-oleh

Dokumen yang dibutuhkan untuk persiapan pengajuan menikah yang diajukan di kedutaan biasanya:

  • Surat keterangan lajang/belum pernah menikah di kelurahan setempat, diterjemahkan ke bahasa WNA oleh penerjemah tersumpah di Indonesia, trus dilegalisir berurutan : depkumham pusat, deplu pusat, dan/atau kedubes WNA di Indonesia dan di legalisir oleh kedutaan Indonesia di luar negeri
  • Surat pernyataan persetujuan nikah dari orang tua/ wali  (pihak WNI), diatas materai Rp.6000
  • copy akta lahir
  • copy surat KK
  • copy passport
  • copy surat kelakuan baik dari kepolisian setempat, dilegalisir di kedutaan Indonesia di luar negeri, kemudian harus dilegalisir di kedutaan asing di Jakarta/Indonesia
Dokumen bisa berbeda-beda tergantung peraturan yang ada di setiap negara untuk lebih jelasnya konfirm telpon ke kedutaan WNA atau cek di website kedutaan WNA.

Memang tidak mudah dan butuh perjuangan serta pengorbanan waktu, tenaga dan dana yang sangat besar, tapi ini barulah awal dari perjuangan mencapaian inti dari pernikahan itu sebenarnya haha – sok tau ga sih 😛 –

Jadi…. selamat berjuang untuk yang baru memulai dan selamat untuk yang sudah melewati tahap ini. Jika ada masukan dan koreksinya ditunggu yah.

Untuk contoh Surat Keterangan Belum Menikah bisa dibaca di https://keishinta.wordpress.com/2011/08/12/surat-keterangan-belum-menikah/

Salam,
kei

~ by keishinta on August 12, 2011.

10 Responses to “Pacaran / Menikah dengan Orang Asing”

  1. Kadang bete aja dalam proses pengurusan surat2nya, mulai dari intansi terendah sampai tertinggi, sampai kedubes terkait, harus banyak senyum walau kadang kesellll, saling ngedumelnya dengan pasangan masing2 aja hahahhaha

    Like

  2. […] Pacaran / Menikah dengan Orang Asing […]

    Like

  3. great article. kadang tergantung dari kita nya juga, tipe pacaran berbeda2, ada yang tidak kuat dengan model pacaran LDR ^^

    GPS Tracker

    Like

  4. Itu dilakukan oleh masing2 kedua belah pihak ya mbak?? kita urus di indonesia, dia urus di negaranya juga??

    Like

    • Pertama2 kalian HARUS memutuskan akan melangsungkan pernikahan di negara mana (istri ato suami), lalu masing2 pihak mengurus semua lampiran dokumen yg dibutuhkan oleh negara pasangan hasil keputusan tsb, boleh di cek di website kedutaan pasangan anda atau dtg langsung utk konfirmasi secara detail.
      Semoga membantu. Terima kasih sdh mampir.
      Salam hangat selalu. -kei-

      Like

  5. mba, klo boleh tahu nikah dengan org mana?, klo australia gimana??

    Like

    • Hai Oca, saya blm menikah dan msh jomblo. Kalo ditanya pendapat ttg orang Australia saya agak bingung, menurut saya tergantung dari kepribadian ybs bukan tergantung asalnya dari mana karena setiap pengalaman orang pasti berbeda-beda. Semoga jawaban saya membantu yaa

      Like

  6. Halo, ito.
    Boleh tanya tentang pemberkatan di gereja nya ? Siapa tau ito punya info 🙂

    Soalnya setau ku kalau pernikahan di gereja kan harus ada kursusnya dulu. Sementara, untuk pasangan yg jarak jauh kan sangat sulit.

    Mauliate, ito 🙂

    Like

    • Hai Ito… apa kbr??
      Jadi begini..berdasarkan cerita teman yg sudah menikah, memang ada kursus, tapi itu bisa diatur, yang penting jangan sampai salah pas proses pemberkatan nantinya, krn memang krn tujuan itulah mangkanya diadakan kursus Ito. Tapi semua bisa dicarikan jalan keluar kok..
      Komunikasikan saja dulu dengan pihak gereja, toh kan Ito ga mungkin datang hanya pas detik-detik H-nya kan?? jadi semua bisa dicarikan win-win solution Ito… Sukses yaa semua prosesnya…. Salam utk calon Ito, GBU both..

      kei

      Like

  7. Hai kak,

    Saya Avelline mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Universitas Multimedia Nusantara.
    Sebelumnya saya ingin bertanya apakah pasangan kakak dari Amerika atau bukan ya?

    Saat ini saya sedang membuat skripsi mengenai mindfulness pasangan suami isteri berbeda budaya (Amerika-Indonesia).
    Saya butuh sekali narasumber yang bisa saya teliti untuk skripsi ini.
    Apabila kakak berkenan apakah boleh bila sewaktu-waktu nanti saya mengajukan sedikit pertanyaan untuk kakak dan pasangan?
    Apabila kakak berkenan mungkin bisa contact saya via whatsapp: 087771222442

    Thanks before :)

    Like

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

 
%d bloggers like this: