Baguette — membuktikan ternyata aku masih ndeso…


Indonesia, 27 Juli, 2011

Ternyata aku wong ndeso, alias kampungan haha… 😀

Ini penilaianku atas diri sendiri setelah menemukan sebuah informasi tentang roti yang baru kudapat secara tidak sengaja saat iseng browser internet.

Semua kisah ini diawali saat suatu ketika aku diberikan Tuhan kesempatan melihat, menikmati rasa, suasana yang berbeda dengan keseharianku. Selama 15 hari aku di Eropa, perjalanan yang dimulai 3 – 17 September 2010 memang sangat berkesan dan sulit untuk dilupakan. Seorang diri di Eropa hanya bermodalkan kenekatan semata. Apa lagi kalo bukan nekat namanya jika mengunjungi tempat baru seorang diri dan tidak kenal siapa pun, di tambah kemampuan bahasa berkomunikasi yang buruk, tidak bisa Jerman atau Italia dan cuma bisa Inggris yg tau “hello, how are you ?” “can you help me ?” dan “thank you” hahaha…. benar-benar nekat !

Ya, senekat tindakanku membeli sebuah roti yang panjang dan agak besar dari ukuran normal roti yang pernah aku liat sebelumnya. Aku tertarik karena ukuran yang tidak biasa itu, menantang keingintahuanku, bagaimana rasanya ?? Kutunjuk roti yang tidak kutau namanya itu ditambah sebotol minuman bersoda ringan dan memberikan uang ke kasir, lalu kulanjutkan perjalanan menuju stasiun Lucerne untuk kembali ke hotel.

Saat di kereta dan duduk, kuletakkan roti aneh dan minuman bersoda di meja kecil di depan bangku kereta kelas 2 itu dan segera kukeluarkan kamera saku dan mengambil gambar roti itu sebelum aku santap, biar nanti aku punya cerita ke mama-ku kalo aku makan roti aneh yang panjang dan agak besar. Ini dia foto roti panjang dan besar ini

Kalo liat dari bungkusnya ada 2 nama yang tertulis “Bachmann” dan “Pain Paillass”, ahhhh ga usah ambil pusing lah dengan nama roti itu, yang penting santap saja dulu biar tau rasanya. Kutarik roti panjang itu keluar dari kantong kertas pembungkusnya, kuarahkan ke depan mulutku, kubuka mulut dan ammmm, kugigit.

Awwwww…. lho kok ???? Kenapa keras sekali roti ini ?? Gigiku sudah menyerah KO di gigitan pertama dan tak sanggup melanjutkan lagi. Apa ada yang salah dengan roti ini ?? Baiklah kalo begitu, gigitan pertama yang gagal tadi, kucoba untuk aku potong dengan kedua tanganku sendiri. Ternyata, memotong roti aneh ini dengan menariknya secara berlawan hampir saja mementalkan bagian ujung roti itu ke depan aku. Upssssss,, beruntung… tidak ada penumpang di hadapan aku dan kereta pun tampaknya lengang, jadi kejadian memalukan tadi tadi tidak diketahui siapapun 😛

Penasaran membuat aku mencoba untuk menggigit bagian lain dari roti aneh itu, dan… tetap… hasil yang sama. Roti itu tidak bisa digigit oleh gigiku. Kesal sekali !! Ingin kubuang roti itu, tapi kubatalkan setelah melakukan pengamatan rinci terhadap bagian roti sepertinya roti aneh tersebut membutuhkan sentuhan terakhir sebelum masuk ke dalam mulutku. Akhirnya aku bawa pulang dan melanjutkan eksperimen setelah tiba di hotel. Tanpa menunda waktu lagi, kupotong-potong menjadi beberapa bagian dengan pisau lalu menaruhnya di microvawe yang ada di hotel dan memanggangnya.

Sambil menunggu, kuputar playlist Ipod dan menikmati lagunya. Namun,,, belum juga 1 lagu terputar habis, aroma gosong tercium hidungku. Ohhhhhhh apa ini ?? Tersadar aku memanggang roti, ku coba lihat apa yang terjadi. Ternyata… roti aneh yang kupanggang gosong dan berubah warna jadi hitam. Oalahhhhh… kuambil semua roti yang gosong itu dan segera membuangnya.

Kesal !! kesal !! dan kesal !! Cuma itu yang ada dibenakku dan kapok ga mau mengingat-ingat lagi kejadian itu. Sampai pada saat aku kembali ke Jakarta, rasa penasaran tidak membuat aku ingin tahu, tapi justru melupakan kejadian itu dan bila perlu menghapuskan memori kalau aku pernah kenal dengan roti aneh itu.

Dan akhirnya, secara tidak disengaja, baru saja aku ketik roti di kamus Mbah gogel dan menemukan thread anak-anak yang membahas tentang roti favorit. Ada seorang yang menyebutkan roti favoritnya bernama “Baguette”. Tiba-tiba rasa penasaran aku muncul lagi terhadap nama aneh roti yang disebutkan tadi dan mencoba mencari infonya di Mbah gogel.

Akhirnya…. kudapat informasi yang mengarahkan aku pada sebuah gambar

Lho ????? Ini kan roti aneh yang aku beli dan tidak termakan karena gosong waktu itu ??? Kucoba baca infomasi yang disebutkan bahwa ternyata nama roti ini adalah Baguette (pengucapan /bəˈɡɛt/) adalah roti yang bentuknya lain dari roti lainnya yaitu panjang dan ukurannya yang besar, dan sangat renyah. Diameter standar baguette kira-kira 5 atau 6 cm, tetapi panjangnya dapat mencapai 1 meter. Roti ini memiliki berat 250 gram. (source : google)

Istilah yang ga kalah populer menyebutkan roti khas Perancis ini dengan sebutan roti ketek, karena dikempit di ketiak saat membawanya hahaha lucu yahhh 😀 Cara penyajiannya juga ternyata setelah dipotong-potong kecil dinikmatinya bersama soup. Oalahhhhhh….. jadi kemarin itu, aku salah penyajian dong. Pantes aja roti aneh ini masih keras yah hahahaha ternyata aku masih ndeso…….

Salam,

kei

~ by keishinta on July 27, 2011.

3 Responses to “Baguette — membuktikan ternyata aku masih ndeso…”

  1. Hahahahahha lucu deh ceritamu Kei, sama gw jg gitu kadang nemu hal2 unik disini, untungnya ada yg setia disamping gw yg bisa ditanya setiap waktu :-)) .. klo roti keras atau menu makanan dingin (spt daging cincang), atau keju yg bauuu banget gw ga suka ga bakal gw makan lagi.

    Like

    • hahahaha…. yahhh itulah seninya pergi ke tempat baru say.
      Kalo inget kejadian itu aku juga ketawa sendiri,, dah mana ga ada yg bs ditanya lg … hahahhaa 😀

      Like

  2. […] Baguette — membuktikan ternyata aku masih ndeso… […]

    Like

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

 
%d bloggers like this: